28/09/13

Laporan Praktikum Biologi Kerja Enzim Katalase

ini adalah contoh laporan praktikum biologi tentang KERJA ENZIM KATALASE
berikut adalah contohnya.. semoga bermanfaat :)


KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulisan laporan ini adalah salah satu usaha penulis untuk memenuhi kriteria penilaian.
            Dalam penulisan laporan praktikum ini, mohon maaf bila penulis masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis saya sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran.
            Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sisca dan semua pihak yang telah membantu hingga laporan ini terselesaikan.
            Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.          

ABSTRAK
Enzim merupakan senyawa yang dibentuk oleh organisme. Enzim pencernaan banyak terdapat dalam sel-sel tubuh. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang dilakukan sel. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2) bila tidak segera diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri. Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Pada praktikum kali ini, kami ingin mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap H2O2 pada hati sapi. Potongan-potongan hati sapi kami masukan kedalam lima tabung reaksi yang telah terisi H2O2 dengan konsentrasi yang berbeda (0%, 25%, 50%, 75%,  dan 100%). Setelah kami amati selama beberapa detik, tabung ke-5, yaitu tabung dengan kadar konsentrasi 100% busanya meluap paling pertama dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan kepekatan konsentrasi yang ada pada tabung 5. Hal ini menyebabkan warna hati menjadi kuning kehijauan. Berbeda jauh dengan tabung pertama dengan kadar 0%. Pada tabung pertama tidak terjadi reaksi yang menyebabkan luapan busa.
  
BAB I
PENDAHULUAN
1.1               Latar Belakang
Enzim merupakan senyawa yang dibentuk oleh organisme. Enzim pencernaan banyak terdapat dalam sel-sel tubuh. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang dilakukan sel. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2) bila tidak segera diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri. Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya.Cara kerja yang dilakukan enzim adalaqh sebagai berikut bahwa molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama lainnya.Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat makaakan menempel pada enzim.Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi aktif.Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.

1.2               Hipotesis
Potongan hati yang ada pada tabung kelima akan lebih cepat terjadi luapan busa dibandingkan dengan keempat tabung lainnya. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi yang ada di tabung kelima lebih pekat dibandingkan dengan konsentrasi yang ada pada keempat tabung lainnya. Luapan busa disusul oleh tabung ke empat, ketiga, kedua, dan yang terakhir kesatu. Pada tabung kesatu tidak terjadi luapan busa atau pun gelembung sekalipun, hal ini disebabkan oleh tidak terjadinya reaksi antara enzim katalase dengan H2O2 yang kadar konsentrasinya 0%.

1.3               Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap H2O2.
1.4               Tinjauan Literatur
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung
Bentuk reaksi kimianya adalah:
                                      H2O --> H2O + O2
Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula.  Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :

a.       Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah.  Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).

b.      Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.  Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7).  Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.

c.       Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada.  Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada.  Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.

d.      Inhibitor enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu.  Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.

            Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.

“ Fungsi hati yang paling penting – dan tidak bisa dilupakan– adalah kemampuannya yang hebat dalam menetralisir racun.Komponennya yang sangat reaktif terhadap musuh – dalam hal ini, racun –  sangat berpengaruh dalam upaya tubuh melindungi dirinya sendiri. “ (dr. Johann G. Trochowski, 2008)

BAB II
PROSEDUR

2.1              Alat
-       5 buah tabung reaksi
-       Batang pengaduk
-       Kaca arloji
-       Label stiker
-       Masker
-       Pipet
-       Sarung tangan
-       Stopwatch
-       Tissue/kapas

2.2              Bahan
-       Hati sapi
-       Larutan H2O2 (0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%)

2.3              Cara Kerja
1.      Siapkan alat-alat yang akan digunakan.
2.      Potong hati sapi kurang lebih 2 cm x 2 cm atau dikira-kira
3.      Siapkan 5 tabung reaksi dan beli label 1-5.
4.      Pada tabung pertama, masukan larutan H2O2 0% sampai tingginya kurang lebih 3 cm. Pada tabung kedua masukan larutan H2O2 25%, dan begitu juga dengan tabung yang lainnya. Tabung ketiga dengan larutan H2O2 50% dan tabung keempat 75%. Dan pada tabung kelima masukan H2O2 100%.
5.      Siapkan stopwatch.
6.      Masukan hati sapi yang telah dipotong kecil-kecil secara bersamaan ke dalam kelima tabung tersebut.
7.      Amati tabung keberapa yang akan meluapkan busa paling cepat.
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN

3.1       Hasil
Tabung
Waktu
Keterangan
1
-
-   Tidak ada waktu yang tercatat disebabkan tidak ada busa atau pun gelembung yang muncul.
2
2 menit 15 detik
-       Dalam waktu 2 menit 15 detik, busa telah meluap dari tabung.
-       Warna hati sapi telah sedikit memudar.
-       Beberapa gelembung muncul dari hati sapi.
3
43 detik
-       Dalam waktu 43 detik, busa telah meluap dari tabung.
-       Warna hati sapi tersebut merah kecoklatan.
4
31 detik
-       Dalam waktu 31 detik, busa telah meluap dari tabung.
-       Warna hati tersebut agak cokelat.
5
12 detik
-       Hanya dalam kurung waktu 12 detik saja, busa telah meluap dari tabung.
-       Warna hati tersebut menjadi kuning kecoklatan.
-       Setelah hati dikeluarkan dari tabung dan diamati, hati tersebut menjadi kering (seperti bersifat korosif).

3.2       Pembahasan
            Pada percobaan ini, H2O2 (hidrogen peroksida) digunakan pada hati sapi karena H2O2 racun di dalam tubuh makhluk hidup dan percobaan ini juga menggunakan hati (yang merupakan penetralisir racun di dalam tubuh) supaya efek enzim katalase yang ada di dalamnya bisa kita amati dalam penguraian racun (H2O2). Penguraian H2O2 akan menghasilkan busa.
            Pada tabung pertama, karena tidak ada H2O2 sama sekali (hanya air) maka enzim katalase tidak akan bereaksi karena air bukanlah racun, maka dari itu tidak ada busa sama sekali.
            Sebaliknya di tabung-tabung berikutnya, muncul busa karena enzim katalase di dalam hati bereaksi terhadap adanya racun. Jumlah busa yang muncul berbanding lurus dengan konsentrasi H2O2 yang terdapat dalam cairan. Bisa dilihat di tabung kedua, konsentrasi H2O2 kecil sehingga jumlah busa yang muncul sedikit dan lama. Pada tabung ketiga, waktu yang dibutuhkan untuk busa meluap dari tabung lebih kecil, dan pada tabung keempat waktu yang dibutuhkan lebih kecil lagi dari tabung ketiga.
            Pada tabung kelima, karena konsentrasi H2O2 sangat besar (100%) yang menandakan bahwa cairan itu adalah racun murni, enzim katalase dengan sangat cepat bekerja untuk mengurai racun itu dan hanya dalam waktu 12 detik, busa sudah meluap dari tabung.
            Setelah percobaan dilakukan, pengamatan dilakukan pada kondisi fisik hati sapi. Di tabung pertama, karena tidak ada reaksi, maka bentuknya pun masih sama seperti sebelum dituang cairan. Semakin besar konsentrasi H2O2, warna hati sapi yang tadinya merah mulai memudar, dan strukturnya semakin kering. Hal ini disebabkan karena racun bersifat korosif dan mampu menghancurkan hati sapi, dan hilangnya enzim katalase yang digunakan untuk mengurai racun juga berpengaruh dalam memburuknya struktur hati. Efek paling jelas dapat dilihat di tabung kelima, di mana warna hati sudah berubah menjadi kuning kecoklatan dan hati sapi yang tadinya lembab berubah menjadi kering.

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa:
-          Enzim katalase salah satunya dihasilkan oleh hati sapi.
-          Fungsi enzim katalase itu sendiri adalah dapat menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) yang merupakan senyawa yang berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang merupakan senyawa tidak berbahaya.
-          Kerja enzim katalase dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain derajat keasaman (pH). Air digunakan untuk medium pereaksi hati sapi dan H2O2 karena enzim katalase tidak dapat bekerja atau bereaksi jika dalam kondisi pH yang terlalu asam atau basa. Enzim katalase akan berfungsi optimal pada pH netral.
-          Semakin sedikit substrat, semakin cepat kerja enzim, maka semakin banyak substrat, semakin lambat kerja enzim.