06/04/13

Praktikum Biologi Jaringan Pada Tumbuhan

Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan :) bisa tulis masukannya juga..


Kata Pengantar
            Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Penulisan laporan ini adalah salah satu usaha kami untuk memenuhi kriteria penilaian.
            Dalam penulisan laporan praktikum ini, mohon maaf bila kami masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran.
            Kami mau mengucapkan terima kasih kepada Ibu Demak dan semua pihak yang telah membantu hingga laporan ini terselesaikan.
            Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.       
Abstrak
            Pada praktikum ini, kami ditugaskan untuk mengamati jaringan-jaringan pada tumbuhan khusunya pada bagian sklereidnya. Kelompok kami diberikan 2 buah preparat. Preparat yang pertama, kami mengamati batang Hibicus sp. C. S. dan pada preparat yang kedua, kami mengamati batang dikotil. Pada praktikum ini juga kami diberi kesempatan untuk membuat preparat buah pir dan preparat batok kelapa. Pembesaran yang kami pakai adalah 10 x 10. Dengan praktikum kali ini, kami jadi mengetahui lebih dalam tentang sklereid pada tumbuhan karena sangan terlihat jelas dimikroskop. 
Bab 1 : Pendahuluan
     a.     Latar Belakang
Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan-bahan antar sel membentuk satu kesatuan. Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Tumbuhan ada dua macam yaitu tumbuhan biji terbuka dan biji tertutup. Tumbuhan biji tertutup berkeping satu atau disebut monokotil dan tumbuhan biji berkeping dua disebut dikotil. Perbedaan dari struktur luar yaitu struktur bunga, sistem pengukuran, struktur daun dan perkecambahan. Struktur dalam perbedaannya.
     Seperti halnya tubuh hewan, tubuh  tumbuhan  pun terdiri atas sel yang tersusun secara teratur membentuk suatu jaringan,  Sel-sel yang membentuk jaringan tersebut berasal dari hasil pembelahan sel zigot, yaitu sel hasil peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Dari sel zigot itulah kemudian berkembang melalui proses pembelahan sel menjadi berbagai macam sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda.  Proses pertumbuhan dan terbentuknya kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda itu disebut dengan peristiwa Deferensiasasi.
            Dari peristiwa deferensiasi akan terbentuk berbagai macam jaringan, selanjutnya dari berbagai macam jaringan akan membentuk organ tubuh tumbuhan seperti akar, batang dan daun. Karena  organ-organ tubuh tumbuhan mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda maka struktur organ pun berbeda pula.
     b.     Hipotesis
Seperti biasanya dalam praktikum mengamati objek dengan mikroskop, kami dapat melihat dengan jelas sklereid-sklereid pada batang-batang. Contohnya seperti pada buah pir, dalam keadaan mata telanjang juga kita dapat melihat sklereidnya dengan jelas. Jangankan dilihat, kalau kita rasakan juga teksturnya bulat-bulat. Maka dengan bantuan mikroskop, kami dapat melihatnya lebih jelas lagi daripada dengan mata telanjang.
     c.      Tujuan Percobaan
Kami melakukan percobaan ini karena kami ingin mengamati dan mengetahui lebih dalam tentang jarinan permanen yang ada dalam tumbuhan. Dalam kasus ini, kita juga mengamati sklereid yang ada pada tumbuhan. Selain dapat menambah pengetahuan kami, kami juga ingin memenuhi kriteria penilaian.
     d.     Tinjauan Literatur
a.      Pengertian Jaringan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).

b.      Macam–Macam Jaringan Tumbuhan
Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan terdiri dari jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan floem (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992). Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya (Yartim, 1987). Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997).
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan parenkim (Yartim, 1987). Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun relatif permanen serta rongga selnya besar (Mulyani, 1980). Sel perenkim terdapat di berbagai sebagian tumbuhan, bentuknya besar-besar dan berdinding tipis (Kimball, 1991). Fungsi utama sel parenkim sebagai tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong (Prawiro, 1997).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel (Mukhtar, 1992). Jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan buah keras (Kimball, 1991).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam mineral (Kimball, 1992). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis (Mulyani, 1980). Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).


c.       Tumbuhan Dikotil
Kacang tanah merupakan tumbuhan dikotil (berordo rotales) dan dari famili papilionaceae. Arachis hypogeae atau kacang tanah merupakan tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga dengan dua daun lembaga serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung yang khusus (Mukhtar, 1992). Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang merupakan cabang dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah bercabang-cabang, berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan mempunyai ikatan pembuluh kolateral terbuka (Kimball, 1992). Tumbuhan dikotil merupakn tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga, dua daaun lembaga dan akar serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung khusus. Batang bagian bawah tanaman dikotil lebih besar daripada ujungnya, hal ini dikarenakan tumbuhan dikotil mempunyai kambium (Suprapto, 1994). Tumbuhan dikotil mempunyai cabang ikatan pembuluh kolateral berkambium, mempunyai akar tunggang dan pembuluh akut tersusun dalam lingkaran (Saktiyono, 1989). 

d.      Tumbuhan Monokotil
Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan pembuluh koklea (Mukhtar, 1992). Tumbuhan monokotil tidak memiliki cabang, ikatan pembuluh tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar serabut, biji berkeping satu, dan jumlah biji tiga atau berkelipatan tiga (Saktiyono, 1989).
 
Bab 2 : Prosedur
     a.     Alat
-    Mikorskop
-    Kaca benda / preparat
-    Kaca penutup
-    Silet

     b.     Bahan
-    Penampang awetan jaringan tumbuhan
-    Endokarium kelapa (Cocos nucifera) dan kulit biji
-    Buah pir

     c.      Cara Kerja
1.      Pengamatan Penampang Awetan
-    Letakan penampang awetan pada mikroskop
-    Amati dengan perbesaran yang sesuai
-    Gambarkan hasil pengamatan

2.      Pengamatan Jaringan Sklerenkim
-    Buatlah kerokan biji kelapa (untuk mengamati sklereid)
-    Letakan kerokan tipis kulit biji kelapa tadi pada kaca benda
-    Amati dengan perbesaran yang sesuai
-    Gambarkan hasil pengamatan

-    Buatlah irisan tipis dari daging buah pir
-    Letakan pada kaca benda
-    Amati dan gambarkan hasil pengamatan

Bab 3 : Hasil dan Pembahasan
   Berdasarkan hasil pengamatan tampak adanya jaringan-jaringan batang dikotil, Hibicus, endokarium pada batok kelapa, dan buah pir. Dalam batang dikotil terlihat jelas adanya epidermis, floem, xilem, ini menunjukkan bahwa pada akar, batang, dan daun pada tumbuhan memiliki jaringan didalamnya. Xilem dan floem disebut jaringan pengangkut yang terdapat pada berkas ikatan pembuluh. Berkas pembuluh yang bentuknya khas menghadap ke dalam disebut xilem. Tumbuhan diantara xilem dan floem terdapat kambium.
            Dapat terlihat jelas juga sklereid-sklereid pada buah pir dan batok kelapa. Sesuai dengan teori yang pernah kita pelajari bahwa sklereid itu bentuknya seperti bola-bola padat (sel padat) yang dibagian dalamnya terdapat jaringan parenkin yang lunak. Berikut adalah hasil dari pengamatan kami.
 
Kesimpulan
            Jadi pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa jaringan-jaringan pada tumbuhan berbeda-beda. Letak-letak pembuluh angkutnya juga berbeda-beda. Sklereid-sklereidnya pun berbeda-beda. Ada yang rapat-rapat, dan ada juga yang longgar. Bertuk sklereidnya juga berbeda-beda, ada yang memanjang dan juga ada yang bulat-bulat.